iseng ngepost,
21.02 |
sesaat sebelum adzan isya' berkumandang
telpun hape berdering,
ya, dia meneleponku.
setelah 9 menit lebih 32 detik,
setelah dia mengucap salam,
dan setelah aku memencet tombol off,
tiba-tiba aku merinding,
dan tak terasa air mataku tiba-tiba juga mengalir
entah kenapa tiba-tiba mengalir dengan sendirinya
menangis.
apakah aku menangis karena hal terindah yg ia ceritakan kepadaku?
tentang impiannya?
tentang harapan besarnya terhadapku?
tentang akhir indah kisah ini?
-_______________________________________-"
kembali aku meneteskan air mataku,
menangis
entah menangisi apa,
aku pun tak tau
dia menaiki mobil sedan dan berjas dokter
pulang k jogja, bertemu kakak, bapak, ibu, serta saudara-saudara lain
ada aku disitu
dan juga ada sosok dua anak kecil
yang satu berumur tiga tahun perempuan
yang satunya lagi ada dalam gendonganku
entah,
mendengar ceritanya,
membuatku menangis -____________-"
footnote: 210310
with my nigh***r*man
:)
seberapa lama engkau bertahan
20.51 |
seberapa lama engkau bertahan atas keegoisanmu,
selama apakah engkau akan berada di'puncak' panggung itu,
sampai kapankah engkau terus menerus membutakan mata hatimu,
akankah engkau bertahan??
sampai kapan?
sampai ajal menjemputmu?
ya, bertahanlah diatas kekerasan hatimu itu,
supaya cahaya kebenaran tidak bisa menembus hatimu yang sudah beku itu,
dan sekarang bersenang-senanglah di atas air mataku,
akupun hanya bisa mendoakan agar engkau menyerah,
menyerah atas kekerasan hatimu.
bertahanlah seperti itu,
dan aku hanya bisa tersenyum melihat " ketahanan " mu yang ajaib itu ^_^
ps. note buat nightmareman
Karena 'rumput tetangga lebih hijau'
09.07 |
Ada sifat manusia yang tidak bisa puas terhadap apa yang didapat, apa yang ada, sperti masih kurang saja. tetapi kenapa kekurangan-kekurangan itu justru utk orang lain. Merasa orang lain kurang sehingga muncullah 'menuntut dan menyalahkan', tanpa disadari sebenarnya bahwa smua itu karena kita yang kurang bersyukur.
Kenapa kita menuntut dan menyalahkan orang lain?
bisa jadi karena dampak psikologis, akibat terpojok, lalu mncari celah dng menyalahkan org lain lalu menuntut juga. lagi-lagi merasa orang lain kurang dan dirinya cukup, kurang bersyukur karena tak bisa melihat dan menerima apa yang sudah ada.
Ingatlah filosofi jari yang menunjuk. Satu jari menunjuk orang lain, tiga jari lainnya menunjuk diri sndiri. Itu artinya ketika mnyalahkan orang lain, 3 kali lipat ksealahan sebenarnya ada pada diri sndiri. bahkan bisa jadi penyebabnya ada dalam gelapnya relung hati kita.
Terkadang kita terlalu memanjakan diri, memperturutkan hawa nafsu, sehingga kita menjadi pribadi yang tidak bisa diharapkan dan diandalkan oleh orang lain.
Seperti memiliki sifat anak-anak, dimana anak-anak belum belajar bgaimana bertanggung jawab atas tindakan mereka. Seperti itulah orang yang suka mencari-cari kekurangan orang lain, tanpa dia sadari sendiri, sebenarnya kekurangan terbesar ada pada dirinya.
Orang itu juga dalam posisi lemah, ia mencoba mendapat dukungan atas situasi yang tidak menyenangkan dengan mnyalahkan orang lain. Ia merasa nyaman saat ada orang lain yang menanggung kesalahan atas hal buruk yang terjadi padanya. Bisa juga karena keinginan untuk memperbaiki kesalahannya, sehingga ia menyalahkan orang lain untuk membuatnya ''selamat''.
So, ambillah cermin, berkacalah pada diri sendiri terlebih dahulu sebelum menyalahkan dan mencari kekurangan orang lain. Introspeksi diri. Karena pada dasarnya kita tak mungkin bisa melihat kekurangan orang lain jika diri kita tidak memiliki kekurangan juga.
Apapun keadaan orang itu, kelebihannya, kekurangannya, terima dia apa adanya. Allah sudah menciptakan manusia dengan keberagaman kelebihan dan kekurangannya. Tak perlu menuntut orang lain menjadi seperti yang kita inginkan, tetapi tuntutlah diri sendiri untuk menjadi yang terbaik di antara yang paling baik.
based true story. sebuah pengalaman bertemu dan berinteraksi dengan seseorang selama 33 bulan 3 juli lalu.
:)
pembelajar sejati tak pernah berhenti
21.13 |
seseorang yang belajar terus menerus
belajar dari masa lalu, dari kesalahan,
ya,
kini aku menjadi pembelajar sejati.
bahkan dari kisah pilu yang ku alami 4 bulan lalu pun bisa menjadi bahan pembelajaran
bulan juni itu, bulan kelam baginya, dan bagiku
tapi aku sadar, akhirnya bulan itu menjadi penerang dalam hidupku
meski akhirnya hanya sang waktulah yang mengobati
menjadi penawar bagi racun dunia ini
racun yang mulanya manis tapi sejatinya pahit mematikan
itulah racun CINTA
cinta duniawi yang semu
astaghfirullah, aku pun hanya bisa beristighfar,
memohon ampun atas kesalahan terbesar yang kulakukan selama tiga tahun itu
semoga kejadian itu tak kan terulang lagi
dan kisah pilu itu menjadi guru bagiku
kini, aku siap menghadapi hal yang lebih dari itu,
ya, karena aku siap menjadi pembelajar sejati :)
Langganan:
Postingan (Atom)