Sebagai manusia, aku tahu siapa aku, dari mana asal usulku, ada dimana aku, mau kemana aku, apa tujuan hidupku, dan bagaimana aku
bersikap dan bertindak untuk mencapai tujuan hidupku.
Aku ingin menjadi orang yang “sukses” dunia akherat, menjadi pribadi
mandiri yang idealis sekaligus realistis, hingga keadaan miskin atau kaya
sekalipun tak akan lagi mempengaruhi kondisi jiwaku.
Ketika aku miskin, aku ingin jadi seorang “penolong” nan ramah; dan tak
kala aku kaya, aku ingin jadi seorang penderma yang santun, laksana “dua
mata”, ”dua telinga”, “dua tangan”, “dua kaki”, dan “satu mulut”, dan "satu hidung".
“Dua mata”; aku ingin pandangan hidupku menjadi seimbang. Gigih dan
berjuang keras mewujudkan cita-citaku meraih kesuksesan dan kebahagiaan
dunia. Namun itu tak melupakan fitrahku sebagai manusia, tak akan
membutakan mata hatiku bahwa kebahagiaan akheratlah yang sesungguhnya
ingin kuraih. Karena itulah sesungguhnya itulah fitrah manusia.
“Dua telinga”; aku ingin belajar ilmu dunia dan akherat dengan seimbang,
bagaikan telinga yang menangkap suara yang terdengar. Belajar dan terus
belajar hingga ajal menjelang. Berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
Mengajak orang lain untuk lebih memahami kiat menjalani kehidupan dunia
akherat dengan penuh suasana berbagi cinta dan kasih sayang; sehingga ilmu
yang kumiliki bukan untuk dipertontonkan atau bahkan diperdagangkan,
tetapi semata-mata untuk berikhtiar menolong sesama dan menjadikannya
bagian dari ibadahku kepada-Nya, semata-mata karena cinta kepada-Nya,ALLAH
sang pencipta semesta alam.
“Dua tangan”, semua yang kuperoleh dari hasil ikhtiarku membuat aku terus
berfikir dan berusaha agar hidupku membawa manfaat bagi agama, nusa dan
bangsaku; bagi siapa saja yang membutuhkan pertolonganku, semata-mata
memohon ridho ALLAH.
”Dua kaki”, aku ingin segala gerak langkah kakiku, tarikan nafasku,dan
detak jantungku dalam menjalani kehidupan senantiasa seimbang antara
ikhtiar mencari dunia dan akherat. Aku tak mau diperbudak oleh kemewahan
dunia karena kebahagiaan akheratlah yang aku cari, karena itu abadi kekal
selamanya. Kebahagiaan dunia hanyalah merupakan alat untuk mencapai
kebahagiaan akherat.
“Satu mulut”, segala yang kulakukan untuk mencari kesuksesan dunia akherat
senantiasa dilandasi satu ketetapan hati, sebuah tuntunan suci
”Bismillahhirrahmani rrahim”. Kulakukan semua semata karena ALLAH dan hanya
berharap hidayah dan rahmat ALLAH sebagai balasannya, menuju pusat rasa
aman, tentram sejahtera tiada tara, bahagia dunia akherat,
“LAILAHAILLALLAH” , dan
"Satu Hidung", aku ingin menuntut ilmu sebanyak oksigen yang hirup dan
yang mengair dalam aliran darahku. Aku ingin menuntut ilmu hingga tarikan
nafasku dihentikan oleh maut. Dan saat itulah proses pembelajaranku
berakhir.
the way of my life
09.11 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
5 komentar:
semoga kita termasuk hamba-Nya yang pandai mensyukuri nikmat yang telah diberikan.
mata, mulut, hidung, telinga, tangan, dan kaki semua akan dimintai pertanggungjawabannya..
Nia ayoo coment2 di blog ku, sepi euy
amiiinnn ^^
iya erma, udah aku komen d blognya erma,
aku sering lhoo brkunjung k blog erma, hhehe ;))
berkunjung tapi dalam diam, tak mau meninggalkan jejak..hee
jadi pengunjung rahasia berarti ;p
ehehe, udah komen kmrn.
iya nih, secret admirer >,<
iya deh iya, kapan2 sering komen blogmu..
^_^
nia, blog nya dimunculkan recent coment dong, biar kalo ada yg comment atau postingan baru kelihatan..heee
Posting Komentar